Haji Mabrur dan Umroh Mabrur Artinya serta Cirinya, Yuk di Simak!

Haji Mabrur dan Umroh Mabrur Artinya serta Cirinya, Yuk di Simak!

Mengapai Haji MABRUR dan Umrah Maqbul

Apa itu Mabrur dan Maqbul?

Dua kata ini sama artinya, yaitu diterima Allah Swt semua pahalanya ketika berhaji dan umrah. Namun bagaimana mengapainya? Dan ternyata ini sulit, para ulama pun sedikit sekali memberi arti pada makna mabrur atau maqbul. Karena sebenarnya seperti halnya puasa, kita tidak tahu bagaimana bentuknya orang yang diterima pahala nya itu.
Namun Mabrur itu bisa diselidiki lebih jauh dari kiat mengapainya.

Dengan demikian mabrur maqbul itu bukan sekedar diterima pahala begitu saja tanpa apa perjuangan gigih mengapainya.

Tentu saja orang yang tidak mempersiapkan sebaik-baiknya sebelum berhaji atau umrah dengan tiba-tiba menganggap dirinya sudah mabrur. Meskipun sah saja menganggap demikian.

Keinginan mabrur seseorang ditentukan beberapa faktor. Yaitu sebelum berangkat, selama menjalankan ibadah, dan terakhir paska kepulangan atau aktifitas harian di Tanah air.

Persiapan Sebelum Berangkat
Persiapan sebelum berangkat sangat penting sekali, ini menyangkut kesalehan seseorang. Ada beberapa kiat memperoleh pahal mabrur sebelum berangkat yaitu:

Persiapan Zhahir

1. Bertobat dari segala dosa dan maksiat, baik dosa kepada Allah Swt, yaitu pelanggaran dari segala larangan-Nya dan keengganan melaksanakan perintah-Nya, maupun dosa kepada sesama manusia.
2. Meminta izin orang tua atau yang dituakannya.
3. Membayar semua hutang, mengembalikan segala harta yang diperoleh dengan cara zhalim (korupsi) dan aniaya (merampas hak orang lain).
4. Dana yang digunakan benar-benar halal dan bersih.
5. Menyiapkan nafkah yang cukup bagi keluarga yang ditinggalkan.
6. Banyak memberi sedekah kepada orang-orang dhuafa, fakir dan miskin.
7. Carilah kawan seperjalanan yang saleh, yang baik, senang menolong, sering mengingatkan jika lupa, suka menegur jika ada kesalahan, memotivasi kepada keteguhan dan kesabaran
8. Sebelum berangkat, berpamitan kepada teman, tetangga dan saudara lainya yang berdekatan. Meminta restu mereka, dan mendoakan untuk mereka

Persiapan Batin

1. Niat dan tujuan semata-mata karena Allah Swt, dan bukan untuk mencari kemasyhuran dan gelar.
2. Mempunyai bekal yang cukup, memperbanyak sedekah, infak dll.
3.Meninggalkan rafats (ucapan kotor; tidak berguna), fusûq (maksiat, keluar dari ketaatan kepada Allah Swt), dan jidâl (berbantahan, bertengkar dll.)
4. Rendah hati, lemah-lembut, mengutamakan kebaikan, budi pekerti yang baik. Tidak menyakiti orang lain, husnu zhan (berbaik sangka), sabar dan tabah dalam menghadapi perbuatan yang tidak menyenangkan dan menyakitkan
5. Ikhlas dalam segala ucapan dan perbuatan. Tidak memperhitungkan segala apa yang telah dikeluarkan untuk menyempurnakan ibadah haji maupun umrah
6. Ikhlas dan sabar dalam menghadapi musibah atau kerugian yang menimpa fisik dan harta. Sebab segala musibah dan kerugian yang diterima secara ikhlas, termasuk kebaikan berpahala di sisi Allah.

Cirinya Ketika Mabrur/Maqbul :

Lisan yang Santun
Sepulang dari berhaji atau umrah, tutur katanya selalu baik dan menyenangkan orang lain. Memiliki sifat terpuji seperti sabar, rendah hati (tawaddhu), dan tidak sombong. Di tanah suci ia telah ditempa menjadi hamba Allah yang rendah hati. Meski ia seorang pejabat, orang kaya atau penguasa, di tanah suci Allah memandangnya sama dengan rakyat jelata.

Berdasarkan pengalaman banyak pihak yang telah menjalankan ibadah haji dan umrah, jika kita tidak menjaga perkataan dan sikap selama berada di tanah suci, balasannya akan berlangsung cepat sekali. Misalnya kita meremehkan suatu hal atau mengomentari sesuatu secara tidak pantas, dengan cepat kita juga akan merasakan hal yang sama dengan itu. Karena itulah berada di tanah suci mampu menjaga seseorang dari sikap dan perkataan yang buruk.

Lebih Taat Beribadah
Seseorang yang sudah menyandang gelar haji atau pernah umrah akan lebih taat beribadah dibandingkan sebelum ia menunaikan ibadah haji atau umrah. Karena selama berada di tanah suci ia telah dilatih untuk taat beribadah, terutama dalam ibadah salat.

Seseorang yang sudah pernah umrah, seharusnya akan lebih taat beribadah dibandingkan sebelum ia menunaikan ibadah umrah. Jika di Mekkah ia selalu menunaikan shalat berjamaah di Masjidil Haram atau Masjid Nabawi, saat kembali ke tanah air, hal serupa harus dilakukannya. Keutamaan dari semua ibadah yang dia lakukan itu akan diterapkan dan ditindaklanjuti dalam pergaulan dan kehidupan sehari-hari. Bersih Hati Seseorang yang telah berpredikat haji atau pernah umrah akan selalu menjauhkan diri dari perbuatan-perbuatan tercela. Orang yang mendapat haji mabrur tidak mau lagi berbohong. Ia akan selalu jujur dalam kesehariannya, apapun profesinya. Jika kebetulan seorang pedagang ia tidak akan mau mempermainkan timbangan, meteran atau perkataan bohong lainnya. Kalau ia seorang aparatur negara ia tidak akan menyalahgunakan wewenang atau melakukan korupsi.

Meningkatnya Jiwa Sosial
Orang yang mendapat gelar haji atau umrah mabrur sifat sosialnya akan meningkat, begitu pula rasa kesetiakawanan terhadap sesama. Ia akan jadi rajin ber-infaq fi sabilillah, menyantuni anak yatim dan orang miskin. Kepada sekitarnya pun dia akan lebih peka untuk menawarkan bantuan baik berupa materi, tenaga maupun pemikiran yang digunakan untuk kebaikan. Tentunya dengan sikapnya yang semakin baik ini, ada kecenderungan dia akan memiliki semakin banyak kenalan dan teman yang bisa dipercaya dan diandalkan dalam kebaikan.

Demikianlah uraian tentang arti umroh mabrur. Semoga menambah pengetahuan dan menginspirasi Anda sekalian untuk menjadi manusia yang lebih berkualitas di mata Allah SWT. Karena sesungguhnya hanya Allah SWT yang paling pantas menilai mabrurnya ibadah kita. Wassalam.