Sejarah kota Mekkah, Sebelum Islam Datang
Mekkah adalah salah satu kota suci bagi umat Islam yang berada di dataran Hijaz dan menjadi bagian dari Kerajaan Arab Saudi. Mekkah identik dengan keberadaan Kakbah yang menjadi tujuan ibadah seluruh umat Islam di dunia.
Sejarah Kota Mekkah
Mekkah dijadikan nama kota suci ini yang memiliki arti menghapuskan atau mengurangi. Dengan artian, Mekkah adalah kota yang tepat untuk menghapus sifat-sifat buruk, pengampunan dosa, dan penyucian jiwa. Mekkah juga dikenal dengan nama Bakkah yang berarti tunduk. Artinya, siapa pun yang datang ke kota ini, pasti akan tunduk dengan keagungan rumah Allah SWT.
Secara geografis, Mekkah terletak 72 kilometer dari pusat perekonomian Arab Saudi, Jeddah, 400 kilometer dari Madinah. Melansir Aljazeera, Kota Mekkah terletak di daerah pegunungan tandus dengan luas sekitar 850 kilometer. Sejarah berdirinya Kota Mekkah sendiri tak lepas dari peran Nabi Ibrahim AS yang mendirikan Kabah. Mekkah pada mulanya merupakan sebuah kota kecil yang dihuni oleh anak cucu Nabi Adam AS sampai ketika dilanda banjir besar di era Nabi Nuh AS. Setelah itu, Mekkah menjadi daerah lembah tandus yang dikelilingi oleh pegunungan. Banyak orang kemudian mulai berdatangan dan menetap di kota kecil itu, termasuk Nabi Ibrahim AS.
Di era Romawi dan Bizantium, Kota Mekkah menjadi pusat perdagangan. Sebab, kota ini ada di jalur perdagangan yang menghubungkan Mediterania, Arab Selatan, Afrika Timur, dan Asia Selatan. Di masa selanjutnya, Mekkah dihuni oleh suku Quraisy dan menguasai kota itu di bawah pimpinan Qusay bin Kilab, kakek keempat Nabi Muhammad SAW.
Era Nabi Muhammad SAW
Pada tahun 571 M, Abraha dengan pasukannya para penunggang gajah ingin menghancurkan kabah memaksa orang-orang Arab untuk berziarah ke tempat ibadahnya. Ketika ia dan pasukannya mendekati Mekkah, gajah-gajah itu menolak untuk maju ke arah Kabah. Dalam Al Quran Surat Al-Fil disebutkan, Allah mengirimkan burung ababil untuk menghancurkan Abraha dan pasukannya. Peristiwa inilah yang melatarbelakangi penyebutan Tahun Gajah, tahun ketika Nabi Muhammad SAW lahir. Pada abad ke-7 Masehi, Islam muncul di Mekkah. Karena dianggap telah mengganggu tradisi dan paradigma lama, penduduk lokal pun menentang keras dan memaksa mereka untuk berhijrah. Nabi Muhammad SAW berserta pengikutnya kemudian hijrah ke Madinah pada 622 M. Tujuh tahun kemudian, tepatnya pada 630 M, umat Islam berhasil menaklukkan kota Mekah dengan damai setelah penduduknya menyerah. Peristiwa ini banyak dikenal dengan Fathu Makkah atau penaklukan Kota Mekkah.
Asal usul nama Mekkah
Ada banyak riwayat yang menyebut asal-usul nama Kota Mekkah. Salah satunya adalah berasal dari nama burung yang hidup di Riyadh, yaitu burung Mukka’.
Riwayat lain menyebutkan bahwa disebut Mekkah karena kota itu mampu menghapus dosa-dosa para peziarahnya dan kezaliman. Sebab, kata “menghapus” atau “membersihkan” dalam bahasa Arab juga disebut “makka”-“yamukku”.
Disebutkan oleh sejumlah peneliti sebagaimana dilansir dari buku Situs-Situs dalam Al Qur’an karya Syahruddin El-Fikri, Nabi Ismail AS diketahui merupakan orang pertama yang membangun Kota Makkah dengan berbagai macam peradabannya.
Sejumlah peneliti tersebut turut menyatakan bahwa bangsa Arab ialah keturunan Nabi Ismail AS. Karena itulah, bangsa Makkah disebut sebagai suku bangsa tertua di dunia.
Pernyataan tersebut juga diakui oleh Sayyid Muzaffaruddin Nadvi dalam bukunya A Geographical History of the Qur’an (Sejarah Geografi Al Quran). Ia mengatakan bahwa bangsa Arab adalah bangsa yang tua, hingga saking tuanya tak banyak sejarah yang menuliskannya.
Dalam Al-Qur’an, Kota Makkah juga disebut dengan nama Ummu al-Qurra yang berarti induk atau ibu dari negeri. Kata Ummu al-Qurra disebutkan dalam Al-Qur’an sebanyak dua kali, yaitu pada surah Al-An’am ayat 92 dan surah Asy-Syura ayat 7.
Penyebutan Ummu al-Qura untuk Kota Makkah dikarenakan kota ini menjadi negeri yang tertua. Bahkan, penyebutan sebagai kota tertua ini merujuk pada firman Allah SWT yang terdapat dalam Al-Qur’an surah Ali Imran ayat 96:
نَّ أَوَّلَ بَيْتٍ وُضِعَ لِلنَّاسِ لَلَّذِى بِبَكَّةَ مُبَارَكًا وَهُدًى لِّلْعَٰلَمِينَ
Artinya: “Sesungguhnya rumah yang mula-mula dibangun untuk (tempat beribadat) manusia, ialah Baitullah yang di Bakkah (Makkah) yang diberkahi dan menjadi petunjuk bagi semua manusia.”
Selain Ummul al-Qura, Kota Makkah memiliki sejumlah nama lain. Disebutkan dalam Tafsir Ibnu Katsir, nama-nama tersebut di antaranya Bakkah, Baitul Atiq, Baitul Haram, Baladul Amin, Al-Mamun, Ummu Rahim, Salah, Al-Arsy, Al-Qadis (karena menyucikan dosa-dosa), Al-Muqaddasah, An-Nasah, Al-Basah, Al-Harimah, Ar-Ras, Kausa, Al-Baldah, Al-Bunyah, dan Al-Ka’bah.