7 Fakta dan Keistimewaan Hajar Aswad
Hajar Aswad adalah batu yang berada pada salah satu sisi ka’bah yang kita disunnhakan untuk menciumnya jika mampu pada salah satu manasik haji dan umrah. Batu ini berwarna hitam karenanya dinamakan sebagai hajar yang berarti batu dan aswad yang berarti hitam.
Hajar Aswad bukanlah batu biasa, melainkan batu yang sangat istimewa dimata umat muslim. Ada beberapa keutamaan yang pastinya akan membuat Anda makin ingin menyentuh dan menciumnya langsung di tanah suci. Salah satunya, sebagaimana sabda Rasulullah dalam hadits yang diriwayatkan Ahmad dan Tirmidzi, “Hajar Aswad adalah batu yang berasal dari surga.”
Dibalik posisi dan keistimewaannya, ada sederet fakta menarik terkait Hajar Aswad yang mungkin kurang diketahui umat muslim. Apa saja itu?, Berikut ulasannya:
1. Kesunahan Mencium Hajar Aswad
Agama mensyariatkan mencium serta mengusapkan tangan pada batu hitam ini. Hal tersebut sesuai dengan kisah Sayyidina Umar radliyallahu anh, yang suatu saat mendatangi Hajar Aswad lalu menciumnya. Umar berkata:
إِنِّي أَعْلَمُ أَنَّكَ حَجَرٌ، لاَ تَضُرُّ وَلاَ تَنْفَعُ، وَلَوْلاَ أَنِّي رَأَيْتُ النَّبِيَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يُقَبِّلُكَ مَا قَبَّلْتُكَ
Artinya: “Sungguh, aku tahu, kamu hanya batu. Tidak bisa memberi manfaat atau bahaya apa pun. Andai saja aku ini tak pernah sekalipun melihat Rasulullah shallahu alaihi wa sallam menciummu, aku pun enggan menciummu.” (HR Bukhari)
Hadits di atas dapat kita pahami, Umar telah menyaksikan Rasul mencium Hajar Aswad dengan mata kepalanya sendiri, sehingga menjadikannya ingin meniru perilaku Nabi sebagaimana di atas.
2. Terletak di Pojok Kabah
Hajar Aswad menduduki tempat paling mulia di muka bumi ini. Terletak tepat di pojok Ka’bah pada bagian timur laut Ka’bah. Sudut ini yang dibangun pertama kalinya oleh Nabi Ibrahim bersama Ismail.
وَإِذْ يَرْفَعُ إِبْرَاهِيمُ الْقَوَاعِدَ مِنَ الْبَيْتِ وَإِسْمَاعِيلُ رَبَّنَا تَقَبَّلْ مِنَّا إِنَّكَ أَنْتَ السَّمِيعُ الْعَلِيمُ
Artinya: “Dan (ingatlah), ketika Ibrahim meninggikan (membina) dasar-dasar Baitullah bersama Ismail (seraya berdoa): “Ya Tuhan Kami terimalah dari kami (amalan kami). Sesungguhnya Engkaulah yang Maha mendengar lagi Maha Mengetahui.” (QS Al-Baqarah: 127)
3. Menjadi Titik Awal Thawaf
Hajar Aswad berada di tempat di mana posisinya selalu menjadi permulaan tawaf, yaitu terletak pada bagian sudut timur laut dari bangunan Ka’bah. Sedangkan semua orang tawaf selalu memulai tawafnya dari situ.
4. Menjadi Saksi di Hari Kiamat
Pada hari kiamat, Hajar Aswad akan menjadi saksi bagi siapa saja yang pernah menyentuhnya dengan sungguh-sungguh sebagaimana hadits yang diriwayatkan dalam kitab as-Sunan karya at-Tirmidzi dan al-Ausath karya at-Thabrany.
Dalam beberapa riwayat juga dikatakan Hajar Aswad akan memberikan syafaat dan syafaatnya diterima Allah subhânahû wa ta’âlâ sebagaimana dijelaskan dalam hadits riwayat at-Thabrany. Meskipun hadits ini ada banyak tinjauan-tinjauan di sana.
5. Hendak dihancurkan dan dirusak
Pada abad ke-11 seorang pria yang diduga diutus Khalifah Fatimiyah al-Hakim bin-Amr disebut berupaya menghancurkan Hajar Aswad tetapi terbunuh di tempat. Kejadian itu menyebabkan sedikit kerusakan pada batu suci tersebut.
Sementara itu, sekitar 1674, menurut Jihann Ludwig Burckhardt, seseorang diduga mengolesi Hajar Aswad dengan kotoran sehingga “setiap orang yang menciumnya ternoda.”
6. Sempat dicuri
Hajar Aswad dilaporkan sempat dicuri dari Kabah sekitar tahun 930 Masehi oleh pasukan Qarmatians saat menjarah Mekah.
Prajurit Qarmatians kemudian membawa batu tersebut ke wilayah mereka di Ihsaa atau Hajar (Arab Timur Modern).
Kelompok itu juga menodai aliran sumur air Zamzam dengan jasad para Muslim yang tewas dalam peristiwa itu.
Menurut sejarawan Ottoman Qutb al-Din, pemimpin Qarmatians saat itu memasang Hajar Aswad di masjidnya sendiri, Masjid Al-Dirar, dengan maksud mengalihkan ibadah haji dari Mekah.
Namun, upaya itu gagal karena para jemaah terus menghormati Kabah. Menurut sejarawan Al Juwayni, pada tahun 952 Masehi, Hajar Aswad dikembalikan ke tempat aslinya.
7. Pecah berkeping
Hajar Aswad semula berbentuk batu utuh. Namun, karena berbagai insiden yang menimpa selama sejarahnya, batu itu kini terpecah menjadi delapan bagian dengan ukuran yang berbeda-beda.
Saat ini, Hajar Aswad telah ditempelkan ke sebuah batu yang lebih besar dan dibingkai oleh perak. Bingkai itu dibuat oleh Abdullah bin Zubair.
Dikutip Life in Saudi Arabia, enam pecahan hajar aswad lainnya diklaim berada di Istanbul, Turki. Satu dipajang di Blue Mosque, satu ditempatkan di Makam Nabi Sulaiman, dan empat lainnya di Masjid SokulluSehit Mehmet PasaCamii.
sumber : Himpuh