Mengenal Mizab Al-Rahman
Jika anda melihat bagian-bagian Ka’bah dengan seksama, anda mungkin akan menyadari ada bagian talang kecil di atas Ka’bah yang menjalur keluar dan berbalut emas. Bagian paling kecil dari Ka’bah tersebut bernama Mizab al-Rahman.
Mizab al-Rahman terletak di bagian atas Ka’bah tepat pada arah Hijr Isma’il atau disebelah barat daya Ka’bah, tepatnya 60 cm di bawah atap Ka’bah. Mizab ar-Rahman ini berfungsi untuk memperlancar jalannya air saat hujan atau saat pencucian Ka’bah. Talang ini belum ada pada masa Nabi Ibrahim AS dan dibuat oleh suku Quraisy bersamaan dengan dibuatnya atap Ka’bah.
Pada bagian depan Mizab al-Rahman terdapat tulisan Bismillahi ar-Rahman ar-Rahim, sedangkan sisi kirinya tertulis kalimat dalam bahasa Arab yang artinya: “Talang ini diperbaharui oleh pelayan dua Tanah Suci, Fahd bin ‘Abdul Aziz Al-Sa’ud, Raja Saudi Arabia.“
Di bagian atasnya ditanam paku-paku kecil agar burung-burung tidak hinggap di atasnya. Talang yang berlapis emas itu mempunyai panjang keseluruhan 2,53 m, bagian yang tertanam di dinding Ka’bah 58 cm, panjang talang 1,95 m, tinggi 23 cm, dan lebarnya 26 cm.
Struktur Mizab Al-Rahmat
Mizab Al-Rahmat terbuat dari emas murni dan memiliki lapisan tebal yang terbuat dari perak murni. Bentuknya persegi panjang, dan di bagian depannya terdapat liontin dari emas murni, yang dapat digerakkan maju dan mundur. Orang-orang menyebutnya ‘Al-Burqa’ atau lidah.
Pada kedua sisi talang air tu dilapisi lembaran kayu jati dengan ketebalan 2 cm dan lembaran emas 99,9 persen. Struktrunya juga diperkuat dari tembaga yang kuat dan tidak karat setebal 4 mm. Dan tiap-tiap, palang diperkuat lagi dengan pengikat yang memiliki berat 660 gram.
Pada salah satu dari palang ini terdapat rangkaian perak seberat 2,5 kilogram, panjangnya 190 cm. Jumlah semua ikatannya yaitu 90. Secara umum, pancuran tersebut meniru bentuk pancuran Sultan Ahmad, sejarawan pada 1021 H/1612 M, dengan beberapa perbaikan.
Di mulut talang air itu terdapat sebuah penopang bertakhtakan emas yang dari atasnya memancarkan air. Penopang ini dikirim dari Konstantinopel pada 981 H. Konon, ia terbuat dari emas murni.
Paku-paku ditancapkan di bagian atas Mizab al-Rahman untuk menghalau burung agar tidak hinggap di situ. Diketahui bagian ini pertama dibuat oleh kaum Quraisy ketika membangun Ka’bah sebelum bi’tsah (pengangkatan Nabi Muhammad SAW sebagai Nabi dan Rasul).
Sejarah Mizab Al-Rahman
Talang air Ka’bah ini telah melewati beberapa kali perbaikan. Pancuran terakhir dibuat oleh pemerintahan keluarga Saud atas perintah Sultan Utsmani, Abdul Majid ke-1 pada 1273 H/1856 M.
Beberapa sejarawan Arab Saudi mengatakan bahwa pada pembangunan pertamanya, Meezab-e-Rehmat terbuat dari kayu, besi, dan material yang menyerupai perak.
Dahulu, tidak ada bangunan seperti itu setelah suku Quraisy. Atap Kakbah yang suci terbuat dari daun pohon kurma. Kemudian, tepi Kakbah dibangun kembali dengan batu dan ukiran kayu.
Pada tahun 1554, corongnya ditutup dengan topeng perak oleh Salman Qanuni. Lalu pada tahun 1553, Salem Sani, putra Salman Qanuni, membangun Mizab dengan pelapisan emas. Kemudian disekitar tahun 1586 dan 1594, Meezab-e-Rehmat dibangun kembali menggunakan material emas murni oleh Waleed Bin Abdul Malik.
Beberapa riwayat menyebutkan bahwa Nabi Muhammad SAW terlihat berdoa dibawah Mizab Al-Rahman. Karenanya umat muslim meyakini bahwa air yang jatuh dari saluran pembuangan tersebut dianggap sebagai berkah saat melaksanakan haji atau umrah. Umat Muslim meyakini bahwa Allah menerima setiap ‘doa’ yang diucapkan di bawahnya.
sumber : Himpuh